Senin, 25 April 2016

JENIS JENIS TEST SERTA CONTOHNYA


Macam-macam tes
1.      Tes Intelegensi
Tes intelegensi memiliki berbagai macam jenis alat tes. Sesuai dengan namanya, tujuan  tes intelegensi adalah mengukur tingkat intelegensi atau IQ seseorang. Tes-tes yang digunakan untuk mengukur intelegensi seseorang:
-          IST
IST (Intelligence Structure Test) merupakan tes yang mengukur kecerdasan dengan pendekatan struktur. IST adalah alat tes psikologis yang dapat digunakan secara individual maupun klasikal. Fungsi dan tujuan IST adalah menggambarkan pola kerja tertentu, memahami diri dan pengembangan pribadi, merencanakan pendidikan dan karir, serta membantu pengambilan keputusan dalam hidup individu.
Subtes-subtes dalam IST antara lain:
·         SE à melengkapi kalimat
·         WA à memilih 1 kata yang tidak termasuk dalam kesamaan 4 kata lainnya
·         AN à memilih 1 kata yang berdasarkan  hubungan 2 kata sebelumnya
·         GE à memilih 1 kata yang mencakup pengertian 2 kata sebelumnya
·         RA à mengerjakan  perhitungan sederhana
·         ZR à meneruskan deret angka
·         FA à mencari bentuk tertentu yang disusun dari bagian bagian keping keping yang tersedia
·         WU à memilih 1 kubus yang memilki tanda tanda yang samadengan kubus soal
·         ME à menghafal kata dan menuliskan  kembali  berdasarkan persoalan

Skoring dan Interpretasi Tes IST
Tahap skoring yang digunakan untuk setiap subtes adalah dengan memeriksa setiap jawaban dengan  menggunkan kunci jawaban yang  telah  disediakan.

-          CFIT
CFIT mengukur  intelegensi  individu dalam suatu cara yang direncanakan untuk mengurangi pengaruh percakapan verbal, iklim budaya, dan tingkat pendidikan (Cattel dalam Kumara, 1989). Tes CFIT ini digunakan untuk keperuan yang berkaitan denga faktor kemampuan mental umu/keerdasan.
1.      Skala 1 : Usia 4-8 tahun dan orang dengan Retardasi Mental
2.      Skala 2 : Usia 8-15 tahun untuk orang dewasa dengan kecerdasan dibawah normal
3.      Skala 3 : Usia > 15 tahun untuk usia sekolah lanjut atas dan orang dewasadengan kecerdasan  tinggi.
Tes terdiri dari4 Subtes :
1.      Serial : 3 menit – 13 soal
2.      Apa yang berbeda : 4 menit -14soal
3.      Matriks : 3 menit – 13 soal
4.      Sifat yang sama : 2,5 menit – 10 soal

-          SPM (Standard Progressive Matrces)
Merupakan salah  satu  contoh  bentuk  bentuk skala intelegensi yang dapat diberikan secara individual maupun kelompok. Berdasarkan analisa faktor tes ini memiliki beban g factor. JC Raveb (1928) menciptakan  tes ini untuk mengukur g factor. Selain itu tes ini juga digunakan untuk mengukur bakat keruangan, penalaran induktif, dan ketepatan perseptual (Cronbach, 1988).
Soal terdiri dari satu set matriks atau susunanbagian dari suatu desain atau corak. Pada setiap soal terdapat bagian yag dihilangkan di ujung sebelah kanan bawah dari desain tersebut. Tugas subyek adalah menemukan bagian yang hilang dari sejumlah alternatif yang ada disetiap soal. Soal-soal dibuat dari soal yang mudah  ke soal yang sulit (proressive).soal mudah menggambarkan ketepatan diskriminasi, sedangkan soal ang sulit menggambarkan kemampuan analogi, permutasidan pergantian pola serta hubungan logis. Jadi tes ini mengukur kemampuan berpikir non verbal dalam bentuk simbol-simbol abstrak.
Tes ini ditujukan untuk anak usia 6 – 16 tahun. Waktu untuk tes SPM ini adalah 25 menit. Soal pertama à ketajaman persepsi dan kemampuan analisa konkrit. Interpretasi kualitatif à mengukur apakah siswa bekerja optimal, teliti,dan konsentrasi kerja.

-          SB(Skala Binet)
Pada tahun 1916 tes SB ini dibuat pertama kali dengan tujuan untuk membedakan anak yang Mental Retarded dengan yang normal. Kalsifikasi IQ tes Binet :
·         140 ke atas à very superior
·         120-139 à superior
·         110-119 à di atas rata-rata
·         90-109 à normal atau rata-rata
·         80-89 à di bawah rata-rata
·         70=79 à borderline deffective
·         <69 à cacat mental (Mentally Detective)
Tiap-tiap tingkatan usia memiliki item soal yang berbeda-beda. Contohsubtes dalam tes SB ini :
Ø  Perbendaharaan Kata à “apa artinya...”
Ø  Menghitung balok à “adaberapa balok dalam gambar ini?”
Ø  Kata-kata abstrak à “apakah yang dimaksud dengan belas kasihan?”
Ø  Mencari alasan à “berikan 2 alasan mengapa murid tidak boleh ribut di kelas”
Ø  Menyebut kata à menyebutkan berbagai kata dalam 1 menit
Ø  Mengulang 6 angkaà mengulang angka yang disebutkan

-          Tes Intelegensi WAIS (The Wechsler Adult Intelligence Scale)
Intelegensi menurut David Wechsler  à kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berpikir secara rasional serta menghadapi lingkungannya dengan efektif. Tes Wechsler memperkenalkan versi pertama
tes inteligensi yang dirancang khusus untuk digunakan bagi orang dewasa. Tes ini digunakan untuk usia 15 tahunle atas. WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale-Revised) mengukur 2 aspek kemampuan potensial subyek yaitu aspek verbal dan aspek performance.
Skala verbal Wechsler : informasi, rentang angka, kosakata, hitungan, pemahamn, dan kesamaan. Skala performansi Wechsler : kelengkapan gambar, susunan gambar, rancangan balok, perakitan objek, simbol angka.

-          Tes Intelegensi WISC (The Wechsler Intelligence Scale for Children)
Tes WISC ini terdiri dari 2 skala à 12 subtes, yaitu:
·         Skala verbal, terdiri dari :
1.      Informasi
2.      Komprehensi
3.      Aritmatik
4.      Kesamaan
5.      Kosakata
6.      Rentang angka
·         Skala peformansi, terdiri dari :
ü  Kelengkapan gambar
ü  Susunan gambar
ü  Rancangan blok
ü  Perakitan objek
ü  Coding (sandi)
ü  Mazes (taman sesat)

2.                                                            Tes Kemampuan Kerja
suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur kemampuan kerja seseorang. Berikut adalah jenis-jenis tes kemampuan kerja:
-          Tes Kraeplin
Tes Kreapelin merupakan hasil dari ciptaan Emilie Kraepelin dia adalah seorang Psikiater dari Jerman, adapun proses pembuatannya dari tahum 1856-1926. Alat ini dapat tercipta atas dasar pemikiran dari faktor – faktor yang merupakan kekhasan dari sensori sederhana, sensori motor, perseptual dan tingkah laku.
Tujuan dari tes Kraepelin sebenarnya adalah digunakan untuk menentukan seperti apa tipe performance seseorang, selain itu tes Kraepelin juga dapat digunakan untuk mengukur seberapa maximum performance dari seseorang.
·         Faktor kecepatan (speed factor) dimana dalam faktor kecepatan ini ditunjukan pada beberapa prestasi yang dicapai seseorang atau teste saat mengerjakan tes. Apabila hasil yang diperoleh oleh teste tinggi maka arah karir yang cocok adalah bekerja di bidang perkantoran.
·         Faktor ketelitian (accuracy factor) Faktor ini ditunjukkan pada berapa kesalahan (salah maupun terloncat) yang diperbuat dalam pengerjaan tes. Jika teste mendapatkan jumlah kesalahan sedikit maka teste tersebut dapat dikategorikan mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi.
·         Faktor keajegan (rithme factor) faktor keajegan ditunjukkan pada irama kerja seseorang dalam mengerjakan tes. Untuk mengetahui keajegan atau sering disebut dengan kestabilan seseorang maka dengan cara menskor deret tertinggi dikerjakan dikurangi deret terendah yang dikerjakan.
·         Faktor ketahanan (ausdeur factor) dimana dalam faktor ini dapat ditunjukkan oleh garis ausdaner dalam mengerjakan tes. Menganalisis dari bentuk grafik yang dikerjakan oleh teste tersebut.

-          Tes Pauli
Ciri dari tes Paulia antara lain: penjumlahan yang mengalir, angka yang ditulis hanya satuan, hasil penjumlahan tidak dijumlahkan dengan angka berikutnya. Tujuan pengukuran tes ini adalah untuk mengetahui batas perbedaan kondisi individu, melihat prestasi dengan tepat, dan mengethaui pengaruh sikap kerja terhdapa prestasi.
Aspek-aspek kepribadian yang diukur dalam tes Pauli antara lain:
ü  Kekuatan kemauan
ü  Daya tahan dan keuletan
ü  Ketekunan dan konsentrasi
ü  Daya penyesuaian
ü  Vitalitas/energi (dengan asumsi, energi=prestasi)
ü  Kecermatan dan ketelitian
ü  Stabilitas emosi
ü  Sikap terhadap tugas, sikap dalam menghadapi tantangan, dan cara mengendalikan diri.

-          Tes Evaluasi Belajar
Fungsi Evaluasi:
1.      Evaluasi sebagai alat untuk mengetahui ketercapaian
tujuan pengajaran.
2.      Evaluasi sebagai dasar untuk menentukan nilai atau
tingkat keberhasilan belajar siswa.
3.      Evaluasi sebagai alat untuk memotivasi belajar siswa
4.      Evaluasi sebagai alat untuk mendiagnosis kesulitan
belajar siswa
5.      Evaluasi sebagai balikan bagi guru dan sekolah untuk
mengembangkan dan memperbaiki program dan proses
pembelajaran.
Jenis evaluasi :
ü  Evaluasi penempatan: untuk menempatkan siswa
dalam situasi belajar-mengajar yang tepat
ü  Evaluasi psikodiagnostik: untuk mengenal latar
belakang siswa yang mengalami kesulitan belajar
ü  Evaluasi formatif: untuk memberikan balikan
ü  Evaluasi sumatif: untuk memberikan nilai
kemajuan dan keberhasilan siswa.

-          Tes Inventory
Raymond Cattel mendefinisikan kepribadian sebagai sesuatu yang memungkinkan kita untuk meramal apa yang di lakukan oleh seseorang dalam situasi tertentu. Sedangkan menurut Alfred Adler, kepribadian adalah gaya hidup indivudu atau cara yang khas dari individu tersebut dalam memberikan respons terhadap masalah-masalah hidup. Jp.chaplin dalam kasus psikolgi, yaitu integrasi dari sifat-sifat tertentu yang dalam diselidiki dan dijabarkan untuk menyatakan kualitas yang unik dari invidu (Ahmadi, 2004).

-          The Personality Preference Inventory (PAPI)
PAPI merupakan sebuah alat ukur yang memeriksa  gaya kerja yang sangat populer dan digunakan oleh lebih dari 1000 perusahaan di lebih 50 negara. PAPI dirancang oleh Dr. Max Martin Kostick di tahun 1960-an. Tujuan tes ini merupakan pemeriksaan yang khusus berkaitan dengan kerja , tes ini berusaha untuk menjelaskan serta menjawab pertanyaan terkait permasalahan kepribadian inheren. Gaya bekerja seseorang dan melihat kemampuan seseorang dalam mengatasi dinamika dalam kelompok, terutama karyawan dalam perusahaan.
-          NEO-Personalitty Inventory Revised (NEO-PI-R)
NEO-PI-R adalah sebuah alat ukur yang dikembangkan oleh Costa dan McCrae dengan cara menggunakan kuisioner yang dirancang untuk mengukur Big Five Traits. Tujuan tes ini adalah untuk mengukur kecenderungan emosi, hubungan interpersonal, keterbukaan terhadap pengalaman baru, kecenderungan untuk tunduk pada orang lain, dan kemampuan individu dalam berorganisasi.
-          Dominance, Influence, Steadiness, Complience (DISC)
Alat tes DISC adalah sebuah alat untuk memahami tipe-tipe perilaku dan gaya kepribadian, pertama kali dikembangkan oleh William Moulton Marston. Dalam penerapannya di dunia bisnis dan usaha, alat ini telah membuka wawasan dan pemikiran, baik secara profesional maupun secara personal. Seperti umumnya alat-alat tes sejenis (termasuk IQ tes).
Manfaat DISC adalah untuk memberikan pemahaman tentang diri seseorang terkait dengan kelebihan dan kekurangan dirinya (secara garis besar untuk memahami tipe kepribadian), perencanaan masa depan yang lebih baik, dan penempatan yang sesuai dengan keunikan seseorang.


-          Edward Personality Preference Schedule (EPPS)
tes kepribadian yang mengukur tingkat kepribadian seseorang. Tes ini dikembangkan menurut teori kepribadian H. A Murray, yang mencakup 15 kebutuhan yang harus dimiliki manusia. Tes ini biasanya digunakan orang-orang yang akan memasuki dunia pekerjaan. EPPS umumnya dikategorikan  sebagai power tes yaitu tes yang tidak dibatasi waktu dalam pengerjaannya. Jadi, penekanannya pada penyelesaian tugas bukan waktunya. Dalam mengerjakan tes EPPS semua item harus dijawab, apabila ada satu item saja yang terlewatkan maka interpretasi secara akurat tidak dapat dilakukan. Tes EPPS dapat diberikan secara individual maupun klasikal.
Tes EPPS bertujuan untuk mengungkap 15 need yang ada pada diri seseorang. Bentuk tes EPPS berupa pasangan-pasangan pernyataan berjumlah 225 pasang. Tugas subyek dalah memilih satu pernyataan dari pasangan-pasangan pernyataan yang disajikan yang cocok atau sesuai dengan dirinya. Dari 225 pasang pernyataan ada 15 pasang yang sama. Tujuannya adalah untuk mengetahui kesungguhan atau konsistensi subyek dalam mengerjakan tes. Apabila konsisten dapat dikatakan bahwa subyek bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tes dan menjadi valid untuk diskor. Standar konsistensi pengerjaan EPPS adalah 14, namun di Indonesia konsistensi 9 sudah dapat dikatakan valid untuk diskor (Karmiyati & Suryaningrum, 2005).
-          Tes MBTI
Tes MBTI adalah tes yang bertujuan untuk mengetahui tipe-tipe kepribadian seseorang dalam lingkungannya. Tes ini dikembangkan oleh Katherine Cook Brigss dan putrinya, Isabel Brigss Myers. Tes MBTI bertujuan secara khusus untuk mengklasifikasikan orang-orang menurut tipe-tipe kepribadian yang spesifik yang kini menjadi rujukan bagi berbagai organisasi dalam melakukan tes bagi pesertanya. Kuesioner ini didasarkan pada empat skala, yang menghasilkan enam belas kemungkinan kombinasi atau tipe-tipe kepribadian yang luas. MBTI bersandar pada empat dimensi utama yang saling berlawanan. Masing-masing memiliki sisi positif dan sisi negatif. 4 skala kecenderungan MBTI :
1.      Ekstrovert (E) vs Introvert (I)
2.      Sensing (S) vs Intuition (I)
3.      Thinking (T) vs Feeling (F)
4.      Judging (J) vs Perceiving (P)



Tes Grafis dan Tes Proyektif
-          Tes Grafis
  1. WZT/ WARTEGG
Dikembangkan sekitar tahun 1930 oleh Dr. Ehrig Wartegg dalam karyanya Gestaltung und Character sebagai suatu outline untuk tipologi tes DCT ini. Tes ini terdiri dari 8 karakter item data berupa bentuk/gambar yang ambigu di tiap 8 kotaknya. Sebuah tes proyeksi sederhana yang berupa setengah kertas ukuran A4 dengan delapan buah kotak yang dibatasi garis tebal. Dalam setiap kotak terdapat rangsang-rangsang tertentu yang masing-masing kotaknya akan memberikan kesan spesifik yang berbeda-beda dan tentu saja reaksi yang berbeda pula sesuai dengan kepribadian seseorang.
Tujuan tes ini untuk mengeksplorasi struktur kepribadian dari fungsi dasarnya (emosi, imajinasi, dinamisme, kontrol, dan fungsi realita, sejauhmana masalah-masalah yang ada “meluas” dalam diri individu dan melihat abnormalitas manusia.
Alat yang dibutuhkan:
  • Menyiapkan stopwatch yang siap pakai
  • Menggambar Tes Wartegg di papan tulis
  • Membagikan lembar Tes Wartegg dan sebatang pinsil HB

  1. DAM
Tes Menggambar Orang dilaksanakan secara individual. Biasanya digunakan untuk keperluan seleksi, adakalanya tes ini dilaksanakan secara klasikal. Untuk keperluan pemeriksaan klinis, tes ini dilakukan “work limit” (tanpa batas waktu pengerjaan)  dan jika testee menghendaki, ia diperkenankan menggunakan penghapus. Sebaliknya, untuk keperluan pemeriksaan non klinis, adakalanya tes ini dilakukan “time limit” (dibatasi waktu pengerjaannya) yaitu 10 menit dan testee tidak diperkenankan menggunakan penghapus.
Alat yang dibutuhkan:
  • 2 lembar kertas putih ukuran 8.5” x 11”
  • pensil (medium soft)
  • penghapus (sesuaikan dengan tujuan pemeriksaan)
  • lembaran observasi
  • lembaran penyerta

Peran DAM
      Industri dan Organisasi:Untuk digunakan sebagai bagian dari tes potensi (psikotes) dalam seleksi karyawanUntuk membuat profil kompetensi, maka metode Assesment Center masih dpat digunakan. Tes gambar orang ini akan menjadi pelengkap yagn penting dalam memberikan informasi mengenai individu.
      Militer : seleksi, klinis, diagnosa, dll
      TK : dapat melihat kesiapan anak untuk sekolah
      SMA : Penjurusan
      Kuliah : seleksi, kesesuaian minat dan bakat.
      Psikolog : Diagnosa gangguan kepribadian > kebutuhan terapi


Kelebihan dan Kekurangan:
Kelebihan
      Tes proyeksi dapat menjangkau lapisan-lapisan lebih dalam dari kepribadian, (tidak disadari subyek)
      Bersifat ekonomis
Kekurangan
      Tester harus memiliki keterampilan yang khusus dalam kaitannya dengan ketepatan melakukan diagnose
      Tidak se-obyektif dan seakurat tes kognitif
      Tidak terstrukturnya rangsang memberi kesulitan dalam membuat penilaian
      Akibat masalah penilaian, kebanyakan tehnik proyeksi tidak memenuhi standar konvensional dari validitas dan reliabilitas

  1. BAUM
Tes menggambar pohon (The Tree Test/Baum Test) bisa dilaksanakan secara individual maupun klasikal. Untuk keperluan pemeriksaan klinis, tes ini dilakukan “work limit” (tanpa batas waktu pengerjaan) dan jika testee menghendaki, ia diperkenankan menggunakan penghapus. Sebaliknya, untuk keperluan pemeriksaan non klinis, adakalanya tes ini dilakukan “time limit” (dibatasi waktu pengerjaannya) yaitu 10 menit dan testee tidak diperkenankan menggunakan penghapus.
Peran Tes BAUM dalam kehidupan sehari-hari:
Metode untuk melihat karakter/kepribadian manusia. Pohon yang dianalogikan sebagai manusia yang tumbuh berkembang memberikan symbol-simbol yang dapat diintepretasikan dan menjadi gambaran individu itu sendiri. Para psikolog di Indonesia masih menggunakan metode ini sebagai salah satu alat bantu untuk membangun profil individu.
Psikolog klinis dapat menggunakan metode ini untuk mencari gambaran kepribadian individu yang lebih mendalam hingga mencari indikasi patologisnya. Baik itu patologis bersifat kepribadian atau gangguan yang bersifat medis.
Dari dunia industry/perusahaan, tim rekrutmen masih menggunakan metode ini sebagai salah satu alat untuk melihat potensi individu/calon karyawan. Metode ini masih dirasa cukup dapat dipercaya namun penggunaannya tidak mendalam seperti pada praktisi psikologi klinis. 
  1. HOUSE-TREE-PERSON TEST
Tes House Tree Person Drawings (H-T-P) atau tes Gambar Rumah Pohon Orang ini merupakan tes yang dikembangkan oleh John Buck. Ia merasa bahwa kreativitas merepresentasikan karakteristik kepribadian yang disalurkan melalui seni grafis. Buck percaya bahwa dengan gambar, subjek dapat mengeluarkan kesulitan alam bawah sadar-nya melalui sketsa dari gambaran proses primer.
  1. GRAFOLOGI
Grafologi berasal dari kata graphos yang berarti coretan atau tulisan dan logos yang berarti ilmu. Jadi grafologi adalah ilmu yang mampu menginterpretasikan karakter seseorang melalui tulisannya. Grafologi ini sudah ada sejak zaman kuno.
Tujuan dari tes ini yaitu untuk mengetahui untuk mengungkapkan karakter dan kepribadian seseorang melalui tulisannya. Dengan grafologi kita dapat mengetahui motivasi diri, kestabilan emosi, keadaan mental, minat dan bakat, kecenderungan intelektual bahkan kekuatan dan kelemahan diri.
  1. DRAGON TEST
Tes yang dikembangkan oleh J.D Lammerts Van Beuren-Smith, tes ini dieruntukkan untuk anak-anak.
Alat-alat:
      Gambar dibuat dengan menggunakan 5 warna primer, yaitu merah, hijau, kuning, biru, hitam
      Untuk waktu pengerjaan tes ini tidak dibatasi oleh waktu.
      Alat yang digunakkan:
- kertas putih ukuran A4
- satu set pensil warna (5 warna primer)
- daftar 5 objek gambar







Test Proyektif
Test Proyektif muncul karena adanya protes terhadap teori atau aliran lama yang kebanyakan bersifat structuralism, behaviorism, yang kebanyakan memandang individu bukan suatu whole tetapi sebagai suatu kumpulan dari berbagai aspek
Aspek psikologis manusia yang tidak disadari sulit diungkap dalam kondisi wajar (sukar diungkap melalui self report, inventory). Jadi dalam pendekatan proyektif diperlukan instrument khusus yang dapat mengungkap aspek-aspek ketidaksadaran manusia --- teknik proyektif ini kemungkinan subjek mau merespon, walaupun teknik proyektif mempunyai arti interpretatif Teknik ini pendekatannya menyeluruh (global approach).
  1. ROSRACH
Metode proyektif yang paling dikenal dan digunakan secara luas dalam melihat kepribadian seseorang adalah tes Rorschach. Dalam tes ini, klien diperlihatkan sepuluh kartu dengan bentuk ambigu hasil dari cipratan tinta yang hampir simetris. Lima kartu berwarna hitam, putih dan abu-abu yang berbayang, sedangkan lima kartu lainnya memiliki warna. Kebanyakan ahli setuju bahwa tes Rorschach ini merupakan teknik psikodiagnostik yang signifikan dan sensitif. Tes ini mengevaluasi emosi-emosi yang dialami klien dalam hidupnya, tingkat intelektual dan membantu menjelaskan komponen-komponen kepribadian seseorang. Ada tiga kategori penting dalam memberikan skor pada tes ini, yaitu lokasi yang menunjukkan pada bagian mana respon dilihat oleh klien dalam kartu, determinan yang menunjukkan bagaimana respon tersebut dilihat, dan konten yang menunjukkan apa yang dilihat klien dalam kartu.
Penyajian Test
Rorshach telah berhasil membuat satu seri kartu bercak tinta yang terdiri dari sepuluh kartu dan sudah distandarisasi, kartu2 tersebut dapat digunakan sebagai alat asesmen kepribadian seseorang. Bercak-bercak itu sekarang telah dicetak diatas kertas tebal berwarna putih sebagai dasarnya, kartu berukuran 24 ½ cm dan lebar 17 cm. 10 kartu tersebut dikelompokan menjadi dua yaitu:
-  kartu achromatic, kelompok kartu ini hanya mempunyai warna hitam, putih dan abu-abu, yaitu kartu I, IV,V,VI dan VII.
-  kartu chromatic, kelompok kartu kromatik mempunyai aneka warna lain, missal merah, biru, hijau dsb. Yaitu kartu II, III,VIII, IX,dan X.
Tahap penyajian
      Pejelasan cara membuat bercak tinta, menanyakan apakah testi sudah tahu tentang bercak tinta.
      Memberi tahukan pada testi bahwa nanti akan ditunjukan 10 kartu bercak tinta.
      Memberi tahukan bahwa tugas testi adalah mengatakan apa yang dilihat pada kartu tesebut.
      Motivasi diberikan dengan mengatakan bahwa semua jawaban adalah benar, tidak ada jawaban yang jorok, tabu/ memalukan, jawaban setiap orang tidak sama, apapun dapat terlihat disitu.
      Memberitahukan bahwa jawaban testi akan dicatat dan waktunya akan dihitung, tetapi testi tidak perlu merasa terganggu. Oleh karena itu testi memberitahukan apabila testi telah memberikan jawaban pada setiap kartu.

  1. TAT
Thematic Apperception Test atau yang disingkat menjadi (TAT) adalah sebuah alat bantu untuk mengukur aspek kepribadian individu. Dengan berbagai macam perhitungan, kita bisa mengetahui alat ukur yang digunakan untuk menghitung, bahkan mampu menarik sebuah kesimpulan, dalam menentukan kepribadian dan kognitif seseorang secara umum. Metode dengan menggunakan kartu bergambar seukuran 4 X 6 inchi. Diberikan masing – masing, pria dan wanita, 5 jenis kartu yang berbeda dan 1 kartu kosong.
TAT didasarkan pada teori kebutuhan Murray yang melihat bahwa perilaku manusia didorong oleh motivasi internal dan eksternal, sedangkan lingkungan dipandang sebagai press (tekanan) yang mempengaruhi dorongan tersebut. Keduanya akan membentuk suatu interaksi antara kebutuhan dan lingkungan yang disebut sebagai tema. Kesatuan tema merupakan kesatuan interaksi itu yang terbentuk sejak jaman kanak-kanak tanpa disadari, dan ini merupakan kunci dari suatu perilaku unik (khas) seseorang.
Prosedur
  • Dalam tes ini, klien diminta membuat cerita dari beberapa kartu bergambar yang disajikan satu persatu.
  • Klien dapat menulis sendiri ceritanya atau examiner yang menulis cerita klien.
  • Tugas klien adalah menceritakan apa yang sedang terjadi saat ini, sebelumnya (situasi apa yang menimbulkan peristiwa saat ini), bagaimana pikiran dan perasaan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita, dan bagaimana akhir dari cerita yang dibuat klien.
Manfaat
1. TAT berguna dalam mempelajari secara keseluruhan kepribadian seseorang, sehingga dapat menginterpretasi tingkah laku abnormal, penyakit psikosomatis, neurose.
2. Manfaat khusus TAT. Sebagai pendahuluan interview therapi dan merupakan langkah pertama dalam psikoanalisa.
 Tes Grafis dan Tes Proyektif
-          Tes Grafis
  1. WZT/ WARTEGG
Dikembangkan sekitar tahun 1930 oleh Dr. Ehrig Wartegg dalam karyanya Gestaltung und Character sebagai suatu outline untuk tipologi tes DCT ini. Tes ini terdiri dari 8 karakter item data berupa bentuk/gambar yang ambigu di tiap 8 kotaknya. Sebuah tes proyeksi sederhana yang berupa setengah kertas ukuran A4 dengan delapan buah kotak yang dibatasi garis tebal. Dalam setiap kotak terdapat rangsang-rangsang tertentu yang masing-masing kotaknya akan memberikan kesan spesifik yang berbeda-beda dan tentu saja reaksi yang berbeda pula sesuai dengan kepribadian seseorang.
Tujuan tes ini untuk mengeksplorasi struktur kepribadian dari fungsi dasarnya (emosi, imajinasi, dinamisme, kontrol, dan fungsi realita, sejauhmana masalah-masalah yang ada “meluas” dalam diri individu dan melihat abnormalitas manusia.
Alat yang dibutuhkan:
  • Menyiapkan stopwatch yang siap pakai
  • Menggambar Tes Wartegg di papan tulis
  • Membagikan lembar Tes Wartegg dan sebatang pinsil HB

  1. DAM
Tes Menggambar Orang dilaksanakan secara individual. Biasanya digunakan untuk keperluan seleksi, adakalanya tes ini dilaksanakan secara klasikal. Untuk keperluan pemeriksaan klinis, tes ini dilakukan “work limit” (tanpa batas waktu pengerjaan)  dan jika testee menghendaki, ia diperkenankan menggunakan penghapus. Sebaliknya, untuk keperluan pemeriksaan non klinis, adakalanya tes ini dilakukan “time limit” (dibatasi waktu pengerjaannya) yaitu 10 menit dan testee tidak diperkenankan menggunakan penghapus.
Alat yang dibutuhkan:
  • 2 lembar kertas putih ukuran 8.5” x 11”
  • pensil (medium soft)
  • penghapus (sesuaikan dengan tujuan pemeriksaan)
  • lembaran observasi
  • lembaran penyerta

Peran DAM
      Industri dan Organisasi:Untuk digunakan sebagai bagian dari tes potensi (psikotes) dalam seleksi karyawanUntuk membuat profil kompetensi, maka metode Assesment Center masih dpat digunakan. Tes gambar orang ini akan menjadi pelengkap yagn penting dalam memberikan informasi mengenai individu.
      Militer : seleksi, klinis, diagnosa, dll
      TK : dapat melihat kesiapan anak untuk sekolah
      SMA : Penjurusan
      Kuliah : seleksi, kesesuaian minat dan bakat.
      Psikolog : Diagnosa gangguan kepribadian > kebutuhan terapi


Kelebihan dan Kekurangan:
Kelebihan
      Tes proyeksi dapat menjangkau lapisan-lapisan lebih dalam dari kepribadian, (tidak disadari subyek)
      Bersifat ekonomis
Kekurangan
      Tester harus memiliki keterampilan yang khusus dalam kaitannya dengan ketepatan melakukan diagnose
      Tidak se-obyektif dan seakurat tes kognitif
      Tidak terstrukturnya rangsang memberi kesulitan dalam membuat penilaian
      Akibat masalah penilaian, kebanyakan tehnik proyeksi tidak memenuhi standar konvensional dari validitas dan reliabilitas

  1. BAUM
Tes menggambar pohon (The Tree Test/Baum Test) bisa dilaksanakan secara individual maupun klasikal. Untuk keperluan pemeriksaan klinis, tes ini dilakukan “work limit” (tanpa batas waktu pengerjaan) dan jika testee menghendaki, ia diperkenankan menggunakan penghapus. Sebaliknya, untuk keperluan pemeriksaan non klinis, adakalanya tes ini dilakukan “time limit” (dibatasi waktu pengerjaannya) yaitu 10 menit dan testee tidak diperkenankan menggunakan penghapus.
Peran Tes BAUM dalam kehidupan sehari-hari:
Metode untuk melihat karakter/kepribadian manusia. Pohon yang dianalogikan sebagai manusia yang tumbuh berkembang memberikan symbol-simbol yang dapat diintepretasikan dan menjadi gambaran individu itu sendiri. Para psikolog di Indonesia masih menggunakan metode ini sebagai salah satu alat bantu untuk membangun profil individu.
Psikolog klinis dapat menggunakan metode ini untuk mencari gambaran kepribadian individu yang lebih mendalam hingga mencari indikasi patologisnya. Baik itu patologis bersifat kepribadian atau gangguan yang bersifat medis.
Dari dunia industry/perusahaan, tim rekrutmen masih menggunakan metode ini sebagai salah satu alat untuk melihat potensi individu/calon karyawan. Metode ini masih dirasa cukup dapat dipercaya namun penggunaannya tidak mendalam seperti pada praktisi psikologi klinis. 
  1. HOUSE-TREE-PERSON TEST
Tes House Tree Person Drawings (H-T-P) atau tes Gambar Rumah Pohon Orang ini merupakan tes yang dikembangkan oleh John Buck. Ia merasa bahwa kreativitas merepresentasikan karakteristik kepribadian yang disalurkan melalui seni grafis. Buck percaya bahwa dengan gambar, subjek dapat mengeluarkan kesulitan alam bawah sadar-nya melalui sketsa dari gambaran proses primer.
  1. GRAFOLOGI
Grafologi berasal dari kata graphos yang berarti coretan atau tulisan dan logos yang berarti ilmu. Jadi grafologi adalah ilmu yang mampu menginterpretasikan karakter seseorang melalui tulisannya. Grafologi ini sudah ada sejak zaman kuno.
Tujuan dari tes ini yaitu untuk mengetahui untuk mengungkapkan karakter dan kepribadian seseorang melalui tulisannya. Dengan grafologi kita dapat mengetahui motivasi diri, kestabilan emosi, keadaan mental, minat dan bakat, kecenderungan intelektual bahkan kekuatan dan kelemahan diri.
  1. DRAGON TEST
Tes yang dikembangkan oleh J.D Lammerts Van Beuren-Smith, tes ini dieruntukkan untuk anak-anak.
Alat-alat:
      Gambar dibuat dengan menggunakan 5 warna primer, yaitu merah, hijau, kuning, biru, hitam
      Untuk waktu pengerjaan tes ini tidak dibatasi oleh waktu.
      Alat yang digunakkan:
- kertas putih ukuran A4
- satu set pensil warna (5 warna primer)
- daftar 5 objek gambar







Test Proyektif
Test Proyektif muncul karena adanya protes terhadap teori atau aliran lama yang kebanyakan bersifat structuralism, behaviorism, yang kebanyakan memandang individu bukan suatu whole tetapi sebagai suatu kumpulan dari berbagai aspek
Aspek psikologis manusia yang tidak disadari sulit diungkap dalam kondisi wajar (sukar diungkap melalui self report, inventory). Jadi dalam pendekatan proyektif diperlukan instrument khusus yang dapat mengungkap aspek-aspek ketidaksadaran manusia --- teknik proyektif ini kemungkinan subjek mau merespon, walaupun teknik proyektif mempunyai arti interpretatif Teknik ini pendekatannya menyeluruh (global approach).
  1. ROSRACH
Metode proyektif yang paling dikenal dan digunakan secara luas dalam melihat kepribadian seseorang adalah tes Rorschach. Dalam tes ini, klien diperlihatkan sepuluh kartu dengan bentuk ambigu hasil dari cipratan tinta yang hampir simetris. Lima kartu berwarna hitam, putih dan abu-abu yang berbayang, sedangkan lima kartu lainnya memiliki warna. Kebanyakan ahli setuju bahwa tes Rorschach ini merupakan teknik psikodiagnostik yang signifikan dan sensitif. Tes ini mengevaluasi emosi-emosi yang dialami klien dalam hidupnya, tingkat intelektual dan membantu menjelaskan komponen-komponen kepribadian seseorang. Ada tiga kategori penting dalam memberikan skor pada tes ini, yaitu lokasi yang menunjukkan pada bagian mana respon dilihat oleh klien dalam kartu, determinan yang menunjukkan bagaimana respon tersebut dilihat, dan konten yang menunjukkan apa yang dilihat klien dalam kartu.
Penyajian Test
Rorshach telah berhasil membuat satu seri kartu bercak tinta yang terdiri dari sepuluh kartu dan sudah distandarisasi, kartu2 tersebut dapat digunakan sebagai alat asesmen kepribadian seseorang. Bercak-bercak itu sekarang telah dicetak diatas kertas tebal berwarna putih sebagai dasarnya, kartu berukuran 24 ½ cm dan lebar 17 cm. 10 kartu tersebut dikelompokan menjadi dua yaitu:
-  kartu achromatic, kelompok kartu ini hanya mempunyai warna hitam, putih dan abu-abu, yaitu kartu I, IV,V,VI dan VII.
-  kartu chromatic, kelompok kartu kromatik mempunyai aneka warna lain, missal merah, biru, hijau dsb. Yaitu kartu II, III,VIII, IX,dan X.
Tahap penyajian
      Pejelasan cara membuat bercak tinta, menanyakan apakah testi sudah tahu tentang bercak tinta.
      Memberi tahukan pada testi bahwa nanti akan ditunjukan 10 kartu bercak tinta.
      Memberi tahukan bahwa tugas testi adalah mengatakan apa yang dilihat pada kartu tesebut.
      Motivasi diberikan dengan mengatakan bahwa semua jawaban adalah benar, tidak ada jawaban yang jorok, tabu/ memalukan, jawaban setiap orang tidak sama, apapun dapat terlihat disitu.
      Memberitahukan bahwa jawaban testi akan dicatat dan waktunya akan dihitung, tetapi testi tidak perlu merasa terganggu. Oleh karena itu testi memberitahukan apabila testi telah memberikan jawaban pada setiap kartu.

  1. TAT
Thematic Apperception Test atau yang disingkat menjadi (TAT) adalah sebuah alat bantu untuk mengukur aspek kepribadian individu. Dengan berbagai macam perhitungan, kita bisa mengetahui alat ukur yang digunakan untuk menghitung, bahkan mampu menarik sebuah kesimpulan, dalam menentukan kepribadian dan kognitif seseorang secara umum. Metode dengan menggunakan kartu bergambar seukuran 4 X 6 inchi. Diberikan masing – masing, pria dan wanita, 5 jenis kartu yang berbeda dan 1 kartu kosong.
TAT didasarkan pada teori kebutuhan Murray yang melihat bahwa perilaku manusia didorong oleh motivasi internal dan eksternal, sedangkan lingkungan dipandang sebagai press (tekanan) yang mempengaruhi dorongan tersebut. Keduanya akan membentuk suatu interaksi antara kebutuhan dan lingkungan yang disebut sebagai tema. Kesatuan tema merupakan kesatuan interaksi itu yang terbentuk sejak jaman kanak-kanak tanpa disadari, dan ini merupakan kunci dari suatu perilaku unik (khas) seseorang.
Prosedur
  • Dalam tes ini, klien diminta membuat cerita dari beberapa kartu bergambar yang disajikan satu persatu.
  • Klien dapat menulis sendiri ceritanya atau examiner yang menulis cerita klien.
  • Tugas klien adalah menceritakan apa yang sedang terjadi saat ini, sebelumnya (situasi apa yang menimbulkan peristiwa saat ini), bagaimana pikiran dan perasaan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita, dan bagaimana akhir dari cerita yang dibuat klien.
Manfaat
1. TAT berguna dalam mempelajari secara keseluruhan kepribadian seseorang, sehingga dapat menginterpretasi tingkah laku abnormal, penyakit psikosomatis, neurose.
2. Manfaat khusus TAT. Sebagai pendahuluan interview therapi dan merupakan langkah pertama dalam psikoanalisa.