Macam-macam
tes
1. Tes Intelegensi
Tes
intelegensi memiliki berbagai macam jenis alat tes. Sesuai dengan namanya,
tujuan tes intelegensi adalah mengukur tingkat
intelegensi atau IQ seseorang. Tes-tes yang digunakan untuk mengukur
intelegensi seseorang:
-
IST
IST (Intelligence
Structure Test) merupakan tes yang mengukur kecerdasan dengan pendekatan
struktur. IST adalah alat tes psikologis yang dapat digunakan secara individual
maupun klasikal. Fungsi dan tujuan IST adalah menggambarkan pola kerja
tertentu, memahami diri dan pengembangan pribadi, merencanakan pendidikan dan
karir, serta membantu pengambilan keputusan dalam hidup individu.
Subtes-subtes dalam IST
antara lain:
·
SE à
melengkapi kalimat
·
WA à
memilih 1 kata yang tidak termasuk dalam kesamaan 4 kata lainnya
·
AN à
memilih 1 kata yang berdasarkan hubungan
2 kata sebelumnya
·
GE à
memilih 1 kata yang mencakup pengertian 2 kata sebelumnya
·
RA à
mengerjakan perhitungan sederhana
·
ZR à
meneruskan deret angka
·
FA à
mencari bentuk tertentu yang disusun dari bagian bagian keping keping yang
tersedia
·
WU à
memilih 1 kubus yang memilki tanda tanda yang samadengan kubus soal
·
ME à
menghafal kata dan menuliskan
kembali berdasarkan persoalan
Skoring dan Interpretasi Tes IST
Tahap
skoring yang digunakan untuk setiap subtes adalah dengan memeriksa setiap
jawaban dengan menggunkan kunci jawaban
yang telah disediakan.
-
CFIT
CFIT mengukur intelegensi
individu dalam suatu cara yang direncanakan untuk mengurangi pengaruh
percakapan verbal, iklim budaya, dan tingkat pendidikan (Cattel dalam Kumara,
1989). Tes CFIT ini digunakan untuk keperuan yang berkaitan denga faktor
kemampuan mental umu/keerdasan.
1. Skala
1 : Usia 4-8 tahun dan orang dengan Retardasi Mental
2. Skala
2 : Usia 8-15 tahun untuk orang dewasa dengan kecerdasan dibawah normal
3. Skala
3 : Usia > 15 tahun untuk usia sekolah lanjut atas dan orang dewasadengan
kecerdasan tinggi.
Tes terdiri dari4 Subtes :
1. Serial
: 3 menit – 13 soal
2. Apa
yang berbeda : 4 menit -14soal
3. Matriks
: 3 menit – 13 soal
4. Sifat
yang sama : 2,5 menit – 10 soal
-
SPM
(Standard Progressive Matrces)
Merupakan salah satu
contoh bentuk bentuk skala intelegensi yang dapat diberikan
secara individual maupun kelompok. Berdasarkan analisa faktor tes ini memiliki
beban g factor. JC Raveb (1928)
menciptakan tes ini untuk mengukur g factor. Selain itu tes ini juga
digunakan untuk mengukur bakat keruangan, penalaran induktif, dan ketepatan
perseptual (Cronbach, 1988).
Soal terdiri dari satu
set matriks atau susunanbagian dari suatu desain atau corak. Pada setiap soal
terdapat bagian yag dihilangkan di ujung sebelah kanan bawah dari desain
tersebut. Tugas subyek adalah menemukan bagian yang hilang dari sejumlah
alternatif yang ada disetiap soal. Soal-soal dibuat dari soal yang mudah ke soal yang sulit (proressive).soal mudah menggambarkan ketepatan diskriminasi,
sedangkan soal ang sulit menggambarkan kemampuan analogi, permutasidan
pergantian pola serta hubungan logis. Jadi tes ini mengukur kemampuan berpikir
non verbal dalam bentuk simbol-simbol abstrak.
Tes ini ditujukan untuk
anak usia 6 – 16 tahun. Waktu untuk tes SPM ini adalah 25 menit. Soal pertama à ketajaman persepsi dan kemampuan
analisa konkrit. Interpretasi kualitatif à
mengukur apakah siswa bekerja optimal, teliti,dan konsentrasi kerja.
-
SB(Skala Binet)
Pada
tahun 1916 tes SB ini dibuat pertama kali dengan tujuan untuk membedakan anak
yang Mental Retarded dengan yang normal. Kalsifikasi IQ tes Binet :
·
140 ke atas à very superior
·
120-139 à
superior
·
110-119 à
di atas rata-rata
·
90-109 à
normal atau rata-rata
·
80-89 à
di bawah rata-rata
·
70=79 à
borderline deffective
·
<69 à
cacat mental (Mentally Detective)
Tiap-tiap
tingkatan usia memiliki item soal yang berbeda-beda. Contohsubtes dalam tes SB
ini :
Ø Perbendaharaan
Kata à “apa
artinya...”
Ø Menghitung
balok à “adaberapa
balok dalam gambar ini?”
Ø Kata-kata
abstrak à “apakah yang
dimaksud dengan belas kasihan?”
Ø Mencari
alasan à “berikan 2
alasan mengapa murid tidak boleh ribut di kelas”
Ø Menyebut
kata à menyebutkan
berbagai kata dalam 1 menit
Ø Mengulang
6 angkaà mengulang angka
yang disebutkan
-
Tes
Intelegensi WAIS (The Wechsler Adult Intelligence Scale)
Intelegensi
menurut David Wechsler à kumpulan atau totalitas kemampuan
seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berpikir secara rasional
serta menghadapi lingkungannya dengan efektif. Tes Wechsler memperkenalkan
versi pertama
tes
inteligensi yang dirancang khusus untuk digunakan bagi orang dewasa. Tes ini
digunakan untuk usia 15 tahunle atas. WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale-Revised) mengukur 2 aspek
kemampuan potensial subyek yaitu aspek verbal dan aspek performance.
Skala
verbal Wechsler : informasi, rentang angka, kosakata, hitungan, pemahamn, dan
kesamaan. Skala performansi Wechsler : kelengkapan gambar, susunan gambar,
rancangan balok, perakitan objek, simbol angka.
-
Tes
Intelegensi WISC (The Wechsler Intelligence Scale for Children)
Tes
WISC ini terdiri dari 2 skala à
12 subtes, yaitu:
·
Skala verbal, terdiri dari :
1.
Informasi
2.
Komprehensi
3.
Aritmatik
4.
Kesamaan
5.
Kosakata
6.
Rentang angka
·
Skala peformansi, terdiri dari :
ü Kelengkapan
gambar
ü Susunan
gambar
ü Rancangan
blok
ü Perakitan
objek
ü Coding
(sandi)
ü Mazes
(taman sesat)
2.
Tes
Kemampuan Kerja
suatu
alat ukur yang digunakan untuk mengukur kemampuan kerja seseorang. Berikut
adalah jenis-jenis tes kemampuan kerja:
-
Tes
Kraeplin
Tes
Kreapelin merupakan hasil dari ciptaan Emilie Kraepelin dia adalah seorang
Psikiater dari Jerman, adapun proses pembuatannya dari tahum 1856-1926. Alat
ini dapat tercipta atas dasar pemikiran dari faktor – faktor yang merupakan
kekhasan dari sensori sederhana, sensori motor, perseptual dan tingkah laku.
Tujuan
dari tes Kraepelin sebenarnya adalah digunakan untuk menentukan seperti apa
tipe performance seseorang, selain itu tes Kraepelin juga dapat digunakan untuk
mengukur seberapa maximum performance dari seseorang.
·
Faktor kecepatan (speed factor) dimana
dalam faktor kecepatan ini ditunjukan pada beberapa prestasi yang dicapai
seseorang atau teste saat mengerjakan tes. Apabila hasil yang diperoleh oleh
teste tinggi maka arah karir yang cocok adalah bekerja di bidang perkantoran.
·
Faktor ketelitian (accuracy factor)
Faktor ini ditunjukkan pada berapa kesalahan (salah maupun terloncat) yang
diperbuat dalam pengerjaan tes. Jika teste mendapatkan jumlah kesalahan sedikit
maka teste tersebut dapat dikategorikan mempunyai tingkat ketelitian yang
tinggi.
·
Faktor keajegan (rithme factor) faktor
keajegan ditunjukkan pada irama kerja seseorang dalam mengerjakan tes. Untuk
mengetahui keajegan atau sering disebut dengan kestabilan seseorang maka dengan
cara menskor deret tertinggi dikerjakan dikurangi deret terendah yang
dikerjakan.
·
Faktor ketahanan (ausdeur factor) dimana
dalam faktor ini dapat ditunjukkan oleh garis ausdaner dalam mengerjakan tes.
Menganalisis dari bentuk grafik yang dikerjakan oleh teste tersebut.
-
Tes
Pauli
Ciri
dari tes Paulia antara lain: penjumlahan yang mengalir, angka yang ditulis
hanya satuan, hasil penjumlahan tidak dijumlahkan dengan angka berikutnya.
Tujuan pengukuran tes ini adalah untuk mengetahui batas perbedaan kondisi individu,
melihat prestasi dengan tepat, dan mengethaui pengaruh sikap kerja terhdapa
prestasi.
Aspek-aspek
kepribadian yang diukur dalam tes Pauli antara lain:
ü Kekuatan
kemauan
ü Daya
tahan dan keuletan
ü Ketekunan
dan konsentrasi
ü Daya
penyesuaian
ü Vitalitas/energi
(dengan asumsi, energi=prestasi)
ü Kecermatan
dan ketelitian
ü Stabilitas
emosi
ü Sikap
terhadap tugas, sikap dalam menghadapi tantangan, dan cara mengendalikan diri.
-
Tes
Evaluasi Belajar
Fungsi
Evaluasi:
1.
Evaluasi sebagai alat untuk mengetahui
ketercapaian
tujuan
pengajaran.
2.
Evaluasi sebagai dasar untuk menentukan
nilai atau
tingkat
keberhasilan belajar siswa.
3.
Evaluasi sebagai alat untuk memotivasi
belajar siswa
4.
Evaluasi sebagai alat untuk mendiagnosis
kesulitan
belajar
siswa
5.
Evaluasi sebagai balikan bagi guru dan
sekolah untuk
mengembangkan
dan memperbaiki program dan proses
pembelajaran.
Jenis
evaluasi :
ü Evaluasi
penempatan: untuk menempatkan siswa
dalam
situasi belajar-mengajar yang tepat
ü Evaluasi
psikodiagnostik: untuk mengenal latar
belakang
siswa yang mengalami kesulitan belajar
ü Evaluasi
formatif: untuk memberikan balikan
ü Evaluasi
sumatif: untuk memberikan nilai
kemajuan
dan keberhasilan siswa.
-
Tes
Inventory
Raymond
Cattel mendefinisikan kepribadian sebagai sesuatu yang memungkinkan kita untuk
meramal apa yang di lakukan oleh seseorang dalam situasi tertentu. Sedangkan
menurut Alfred Adler, kepribadian adalah gaya hidup indivudu atau cara yang
khas dari individu tersebut dalam memberikan respons terhadap masalah-masalah
hidup. Jp.chaplin dalam kasus psikolgi, yaitu integrasi dari sifat-sifat
tertentu yang dalam diselidiki dan dijabarkan untuk menyatakan kualitas yang
unik dari invidu (Ahmadi, 2004).
-
The
Personality Preference Inventory (PAPI)
PAPI
merupakan sebuah alat ukur yang memeriksa gaya kerja yang sangat populer dan digunakan
oleh lebih dari 1000 perusahaan di lebih 50 negara. PAPI dirancang oleh Dr. Max
Martin Kostick di tahun 1960-an. Tujuan tes ini merupakan pemeriksaan yang
khusus berkaitan dengan kerja , tes ini berusaha untuk menjelaskan serta
menjawab pertanyaan terkait permasalahan kepribadian inheren. Gaya bekerja
seseorang dan melihat kemampuan seseorang dalam mengatasi dinamika dalam
kelompok, terutama karyawan dalam perusahaan.
-
NEO-Personalitty
Inventory Revised (NEO-PI-R)
NEO-PI-R
adalah sebuah alat ukur yang dikembangkan oleh Costa dan McCrae dengan cara
menggunakan kuisioner yang dirancang untuk mengukur Big Five Traits. Tujuan tes
ini adalah untuk mengukur kecenderungan emosi, hubungan interpersonal, keterbukaan
terhadap pengalaman baru, kecenderungan untuk tunduk pada orang lain, dan
kemampuan individu dalam berorganisasi.
-
Dominance,
Influence, Steadiness, Complience (DISC)
Alat
tes DISC adalah sebuah alat untuk memahami tipe-tipe perilaku dan gaya
kepribadian, pertama kali dikembangkan oleh William Moulton Marston. Dalam
penerapannya di dunia bisnis dan usaha, alat ini telah membuka wawasan dan
pemikiran, baik secara profesional maupun secara personal. Seperti umumnya
alat-alat tes sejenis (termasuk IQ tes).
Manfaat
DISC adalah untuk memberikan pemahaman tentang diri seseorang terkait dengan
kelebihan dan kekurangan dirinya (secara garis besar untuk memahami tipe
kepribadian), perencanaan masa depan yang lebih baik, dan penempatan yang
sesuai dengan keunikan seseorang.
-
Edward
Personality Preference Schedule (EPPS)
tes
kepribadian yang mengukur tingkat kepribadian seseorang. Tes ini dikembangkan
menurut teori kepribadian H. A Murray, yang mencakup 15 kebutuhan yang harus
dimiliki manusia. Tes ini biasanya digunakan orang-orang yang akan memasuki
dunia pekerjaan. EPPS umumnya dikategorikan sebagai power tes yaitu tes yang tidak
dibatasi waktu dalam pengerjaannya. Jadi, penekanannya pada penyelesaian tugas
bukan waktunya. Dalam mengerjakan tes EPPS semua item harus dijawab, apabila ada
satu item saja yang terlewatkan maka interpretasi secara akurat tidak dapat
dilakukan. Tes EPPS dapat diberikan secara individual maupun klasikal.
Tes
EPPS bertujuan untuk mengungkap 15 need yang ada pada diri seseorang. Bentuk
tes EPPS berupa pasangan-pasangan pernyataan berjumlah 225 pasang. Tugas subyek
dalah memilih satu pernyataan dari pasangan-pasangan pernyataan yang disajikan
yang cocok atau sesuai dengan dirinya. Dari 225 pasang pernyataan ada 15 pasang
yang sama. Tujuannya adalah untuk mengetahui kesungguhan atau konsistensi
subyek dalam mengerjakan tes. Apabila konsisten dapat dikatakan bahwa subyek
bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tes dan menjadi valid untuk diskor.
Standar konsistensi pengerjaan EPPS adalah 14, namun di Indonesia konsistensi 9
sudah dapat dikatakan valid untuk diskor (Karmiyati & Suryaningrum, 2005).
-
Tes
MBTI
Tes
MBTI adalah tes yang bertujuan untuk mengetahui tipe-tipe kepribadian seseorang
dalam lingkungannya. Tes ini dikembangkan oleh Katherine Cook Brigss dan
putrinya, Isabel Brigss Myers. Tes MBTI bertujuan secara khusus untuk
mengklasifikasikan orang-orang menurut tipe-tipe kepribadian yang spesifik yang
kini menjadi rujukan bagi berbagai organisasi dalam melakukan tes bagi
pesertanya. Kuesioner ini didasarkan pada empat skala, yang menghasilkan enam
belas kemungkinan kombinasi atau tipe-tipe kepribadian yang luas. MBTI
bersandar pada empat dimensi utama yang saling berlawanan. Masing-masing
memiliki sisi positif dan sisi negatif. 4 skala kecenderungan MBTI :
1.
Ekstrovert (E) vs Introvert (I)
2.
Sensing (S) vs Intuition (I)
3.
Thinking (T) vs Feeling (F)
4.
Judging (J) vs Perceiving (P)
Tes Grafis dan Tes Proyektif
-
Tes Grafis
- WZT/
WARTEGG
Dikembangkan sekitar tahun 1930 oleh Dr. Ehrig Wartegg
dalam karyanya Gestaltung
und Character sebagai suatu
outline untuk tipologi tes DCT ini. Tes ini terdiri dari 8 karakter item data
berupa bentuk/gambar yang ambigu di tiap 8 kotaknya.
Sebuah tes proyeksi
sederhana yang berupa setengah kertas ukuran A4 dengan delapan buah kotak yang
dibatasi garis tebal. Dalam setiap kotak terdapat rangsang-rangsang tertentu
yang masing-masing kotaknya akan memberikan kesan spesifik yang berbeda-beda
dan tentu saja reaksi yang berbeda pula sesuai dengan kepribadian seseorang.
Tujuan tes ini untuk
mengeksplorasi struktur kepribadian dari fungsi dasarnya (emosi, imajinasi,
dinamisme, kontrol, dan fungsi realita, sejauhmana masalah-masalah yang ada
“meluas” dalam diri individu dan melihat abnormalitas manusia.
Alat yang dibutuhkan:
- Menyiapkan stopwatch yang siap pakai
- Menggambar Tes Wartegg di papan tulis
- Membagikan lembar Tes Wartegg dan sebatang pinsil HB
- DAM
Tes Menggambar Orang dilaksanakan secara individual.
Biasanya digunakan untuk keperluan seleksi, adakalanya tes ini dilaksanakan
secara klasikal. Untuk keperluan pemeriksaan klinis, tes ini dilakukan “work
limit” (tanpa batas waktu pengerjaan)
dan jika testee menghendaki, ia diperkenankan menggunakan penghapus.
Sebaliknya, untuk keperluan pemeriksaan non klinis, adakalanya tes ini
dilakukan “time limit” (dibatasi waktu pengerjaannya) yaitu 10 menit dan testee
tidak diperkenankan menggunakan penghapus.
Alat yang dibutuhkan:
- 2 lembar
kertas putih ukuran 8.5” x 11”
- pensil
(medium soft)
- penghapus
(sesuaikan dengan tujuan pemeriksaan)
- lembaran
observasi
- lembaran
penyerta
Peran
DAM
•
Industri dan
Organisasi:Untuk digunakan sebagai bagian dari tes potensi (psikotes) dalam seleksi
karyawanUntuk membuat profil kompetensi, maka metode Assesment Center masih
dpat digunakan. Tes gambar orang ini akan menjadi pelengkap yagn penting dalam
memberikan informasi mengenai individu.
•
Militer :
seleksi, klinis, diagnosa, dll
•
TK : dapat melihat
kesiapan anak untuk sekolah
•
SMA : Penjurusan
•
Kuliah :
seleksi, kesesuaian minat dan bakat.
•
Psikolog :
Diagnosa gangguan kepribadian > kebutuhan terapi
Kelebihan dan
Kekurangan:
Kelebihan
• Tes proyeksi dapat menjangkau lapisan-lapisan lebih dalam
dari kepribadian, (tidak disadari subyek)
• Bersifat ekonomis
Kekurangan
• Tester harus memiliki keterampilan yang khusus dalam
kaitannya dengan ketepatan melakukan diagnose
• Tidak se-obyektif dan seakurat tes kognitif
• Tidak terstrukturnya rangsang memberi kesulitan dalam
membuat penilaian
• Akibat masalah penilaian, kebanyakan tehnik proyeksi
tidak memenuhi standar konvensional dari validitas dan reliabilitas
- BAUM
Tes menggambar pohon (The Tree Test/Baum Test) bisa
dilaksanakan secara individual maupun klasikal. Untuk keperluan pemeriksaan
klinis, tes ini dilakukan “work limit” (tanpa batas waktu pengerjaan) dan jika
testee menghendaki, ia diperkenankan menggunakan penghapus. Sebaliknya, untuk
keperluan pemeriksaan non klinis, adakalanya tes ini dilakukan “time limit”
(dibatasi waktu pengerjaannya) yaitu 10 menit dan testee tidak diperkenankan
menggunakan penghapus.
Peran Tes BAUM dalam
kehidupan sehari-hari:
Metode untuk melihat karakter/kepribadian manusia.
Pohon yang dianalogikan sebagai manusia yang tumbuh berkembang memberikan
symbol-simbol yang dapat diintepretasikan dan menjadi gambaran individu itu
sendiri. Para psikolog di Indonesia masih menggunakan metode ini sebagai salah
satu alat bantu untuk membangun profil individu.
Psikolog klinis dapat menggunakan metode ini untuk
mencari gambaran kepribadian individu yang lebih mendalam hingga mencari
indikasi patologisnya. Baik itu patologis bersifat kepribadian atau gangguan
yang bersifat medis.
Dari dunia industry/perusahaan, tim rekrutmen masih
menggunakan metode ini sebagai salah satu alat untuk melihat potensi
individu/calon karyawan. Metode ini masih dirasa cukup dapat dipercaya namun
penggunaannya tidak mendalam seperti pada praktisi psikologi klinis.
- HOUSE-TREE-PERSON TEST
Tes House Tree Person Drawings (H-T-P) atau tes
Gambar Rumah Pohon Orang ini merupakan tes yang dikembangkan oleh John Buck. Ia
merasa bahwa kreativitas merepresentasikan karakteristik kepribadian yang
disalurkan melalui seni grafis. Buck percaya bahwa dengan gambar, subjek dapat
mengeluarkan kesulitan alam bawah sadar-nya melalui sketsa dari gambaran proses
primer.
- GRAFOLOGI
Grafologi berasal dari kata graphos yang berarti
coretan atau tulisan dan logos yang berarti ilmu. Jadi grafologi adalah ilmu
yang mampu menginterpretasikan karakter seseorang melalui tulisannya. Grafologi
ini sudah ada sejak zaman kuno.
Tujuan dari tes ini yaitu untuk mengetahui untuk mengungkapkan karakter dan
kepribadian seseorang melalui tulisannya. Dengan grafologi kita dapat
mengetahui motivasi diri, kestabilan emosi, keadaan mental, minat dan bakat,
kecenderungan intelektual bahkan kekuatan dan kelemahan diri.
- DRAGON
TEST
Tes yang dikembangkan oleh J.D Lammerts Van
Beuren-Smith, tes ini dieruntukkan untuk anak-anak.
Alat-alat:
•
Gambar dibuat
dengan menggunakan 5 warna primer, yaitu merah, hijau, kuning, biru, hitam
•
Untuk waktu
pengerjaan tes ini tidak dibatasi oleh waktu.
•
Alat yang
digunakkan:
- kertas putih ukuran A4
- satu set pensil warna (5 warna primer)
- daftar 5 objek gambar
Test Proyektif
Test Proyektif muncul karena adanya protes terhadap
teori atau aliran lama yang kebanyakan bersifat structuralism, behaviorism,
yang kebanyakan memandang individu bukan suatu whole tetapi sebagai suatu
kumpulan dari berbagai aspek
Aspek psikologis manusia yang tidak disadari sulit
diungkap dalam kondisi wajar (sukar diungkap melalui self report, inventory).
Jadi dalam pendekatan proyektif diperlukan instrument khusus yang dapat
mengungkap aspek-aspek ketidaksadaran manusia --- teknik proyektif ini
kemungkinan subjek mau merespon, walaupun teknik proyektif mempunyai arti
interpretatif Teknik ini pendekatannya menyeluruh (global approach).
- ROSRACH
Metode
proyektif yang paling dikenal dan digunakan secara luas dalam melihat
kepribadian seseorang adalah tes Rorschach. Dalam tes ini, klien diperlihatkan
sepuluh kartu dengan bentuk ambigu hasil dari cipratan tinta yang hampir
simetris. Lima kartu berwarna hitam, putih dan abu-abu yang berbayang,
sedangkan lima kartu lainnya memiliki warna. Kebanyakan ahli setuju bahwa tes Rorschach
ini merupakan teknik psikodiagnostik yang signifikan dan sensitif. Tes ini
mengevaluasi emosi-emosi yang dialami klien dalam hidupnya, tingkat intelektual
dan membantu menjelaskan komponen-komponen kepribadian seseorang. Ada tiga
kategori penting dalam memberikan skor pada tes ini, yaitu lokasi yang
menunjukkan pada bagian mana respon dilihat oleh klien dalam kartu, determinan
yang menunjukkan bagaimana respon tersebut dilihat, dan konten yang menunjukkan
apa yang dilihat klien dalam kartu.
Penyajian Test
Rorshach telah berhasil membuat satu seri kartu bercak
tinta yang terdiri dari sepuluh kartu dan sudah distandarisasi, kartu2 tersebut
dapat digunakan sebagai alat asesmen kepribadian seseorang. Bercak-bercak itu
sekarang telah dicetak diatas kertas tebal berwarna putih sebagai dasarnya,
kartu berukuran 24 ½ cm dan lebar 17 cm. 10 kartu tersebut dikelompokan menjadi
dua yaitu:
- kartu achromatic, kelompok kartu
ini hanya mempunyai warna hitam, putih dan abu-abu, yaitu kartu I, IV,V,VI dan
VII.
- kartu chromatic, kelompok kartu
kromatik mempunyai aneka warna lain, missal merah, biru, hijau dsb. Yaitu kartu
II, III,VIII, IX,dan X.
Tahap penyajian
• Pejelasan cara membuat bercak tinta, menanyakan apakah
testi sudah tahu tentang bercak tinta.
• Memberi tahukan pada testi bahwa nanti akan ditunjukan
10 kartu bercak tinta.
• Memberi tahukan bahwa tugas testi adalah mengatakan
apa yang dilihat pada kartu tesebut.
• Motivasi diberikan dengan mengatakan bahwa semua
jawaban adalah benar, tidak ada jawaban yang jorok, tabu/ memalukan, jawaban
setiap orang tidak sama, apapun dapat terlihat disitu.
• Memberitahukan bahwa jawaban testi akan dicatat dan
waktunya akan dihitung, tetapi testi tidak perlu merasa terganggu. Oleh karena
itu testi memberitahukan apabila testi telah memberikan jawaban pada setiap
kartu.
- TAT
Thematic Apperception Test atau yang disingkat menjadi
(TAT) adalah sebuah alat bantu untuk mengukur aspek kepribadian individu.
Dengan berbagai macam perhitungan, kita bisa mengetahui alat ukur yang
digunakan untuk menghitung, bahkan mampu menarik sebuah kesimpulan, dalam
menentukan kepribadian dan kognitif seseorang secara umum. Metode dengan
menggunakan kartu bergambar seukuran 4 X 6 inchi. Diberikan masing – masing,
pria dan wanita, 5 jenis kartu yang berbeda dan 1 kartu kosong.
TAT didasarkan pada teori kebutuhan Murray yang
melihat bahwa perilaku manusia didorong oleh motivasi internal dan eksternal,
sedangkan lingkungan dipandang sebagai press (tekanan) yang mempengaruhi
dorongan tersebut. Keduanya akan membentuk suatu interaksi antara kebutuhan dan
lingkungan yang disebut sebagai tema. Kesatuan tema merupakan kesatuan
interaksi itu yang terbentuk sejak jaman kanak-kanak tanpa disadari, dan ini
merupakan kunci dari suatu perilaku unik (khas) seseorang.
Prosedur
- Dalam tes ini, klien diminta membuat cerita dari
beberapa kartu bergambar yang disajikan satu persatu.
- Klien dapat menulis sendiri ceritanya atau
examiner yang menulis cerita klien.
- Tugas
klien adalah menceritakan apa yang sedang terjadi saat ini, sebelumnya
(situasi apa yang menimbulkan peristiwa saat ini), bagaimana pikiran dan
perasaan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita, dan bagaimana akhir dari
cerita yang dibuat klien.
Manfaat
1. TAT berguna dalam mempelajari secara keseluruhan
kepribadian seseorang, sehingga dapat menginterpretasi tingkah laku abnormal,
penyakit psikosomatis, neurose.
2. Manfaat khusus TAT. Sebagai pendahuluan interview
therapi dan merupakan langkah pertama dalam psikoanalisa.
Tes Grafis dan Tes Proyektif
-
Tes Grafis
- WZT/
WARTEGG
Dikembangkan sekitar tahun 1930 oleh Dr. Ehrig Wartegg
dalam karyanya Gestaltung
und Character sebagai suatu
outline untuk tipologi tes DCT ini. Tes ini terdiri dari 8 karakter item data
berupa bentuk/gambar yang ambigu di tiap 8 kotaknya.
Sebuah tes proyeksi
sederhana yang berupa setengah kertas ukuran A4 dengan delapan buah kotak yang
dibatasi garis tebal. Dalam setiap kotak terdapat rangsang-rangsang tertentu
yang masing-masing kotaknya akan memberikan kesan spesifik yang berbeda-beda
dan tentu saja reaksi yang berbeda pula sesuai dengan kepribadian seseorang.
Tujuan tes ini untuk
mengeksplorasi struktur kepribadian dari fungsi dasarnya (emosi, imajinasi,
dinamisme, kontrol, dan fungsi realita, sejauhmana masalah-masalah yang ada
“meluas” dalam diri individu dan melihat abnormalitas manusia.
Alat yang dibutuhkan:
- Menyiapkan stopwatch yang siap pakai
- Menggambar Tes Wartegg di papan tulis
- Membagikan lembar Tes Wartegg dan sebatang pinsil HB
- DAM
Tes Menggambar Orang dilaksanakan secara individual.
Biasanya digunakan untuk keperluan seleksi, adakalanya tes ini dilaksanakan
secara klasikal. Untuk keperluan pemeriksaan klinis, tes ini dilakukan “work
limit” (tanpa batas waktu pengerjaan)
dan jika testee menghendaki, ia diperkenankan menggunakan penghapus.
Sebaliknya, untuk keperluan pemeriksaan non klinis, adakalanya tes ini
dilakukan “time limit” (dibatasi waktu pengerjaannya) yaitu 10 menit dan testee
tidak diperkenankan menggunakan penghapus.
Alat yang dibutuhkan:
- 2 lembar
kertas putih ukuran 8.5” x 11”
- pensil
(medium soft)
- penghapus
(sesuaikan dengan tujuan pemeriksaan)
- lembaran
observasi
- lembaran
penyerta
Peran
DAM
•
Industri dan
Organisasi:Untuk digunakan sebagai bagian dari tes potensi (psikotes) dalam seleksi
karyawanUntuk membuat profil kompetensi, maka metode Assesment Center masih
dpat digunakan. Tes gambar orang ini akan menjadi pelengkap yagn penting dalam
memberikan informasi mengenai individu.
•
Militer :
seleksi, klinis, diagnosa, dll
•
TK : dapat melihat
kesiapan anak untuk sekolah
•
SMA : Penjurusan
•
Kuliah :
seleksi, kesesuaian minat dan bakat.
•
Psikolog :
Diagnosa gangguan kepribadian > kebutuhan terapi
Kelebihan dan
Kekurangan:
Kelebihan
• Tes proyeksi dapat menjangkau lapisan-lapisan lebih dalam
dari kepribadian, (tidak disadari subyek)
• Bersifat ekonomis
Kekurangan
• Tester harus memiliki keterampilan yang khusus dalam
kaitannya dengan ketepatan melakukan diagnose
• Tidak se-obyektif dan seakurat tes kognitif
• Tidak terstrukturnya rangsang memberi kesulitan dalam
membuat penilaian
• Akibat masalah penilaian, kebanyakan tehnik proyeksi
tidak memenuhi standar konvensional dari validitas dan reliabilitas
- BAUM
Tes menggambar pohon (The Tree Test/Baum Test) bisa
dilaksanakan secara individual maupun klasikal. Untuk keperluan pemeriksaan
klinis, tes ini dilakukan “work limit” (tanpa batas waktu pengerjaan) dan jika
testee menghendaki, ia diperkenankan menggunakan penghapus. Sebaliknya, untuk
keperluan pemeriksaan non klinis, adakalanya tes ini dilakukan “time limit”
(dibatasi waktu pengerjaannya) yaitu 10 menit dan testee tidak diperkenankan
menggunakan penghapus.
Peran Tes BAUM dalam
kehidupan sehari-hari:
Metode untuk melihat karakter/kepribadian manusia.
Pohon yang dianalogikan sebagai manusia yang tumbuh berkembang memberikan
symbol-simbol yang dapat diintepretasikan dan menjadi gambaran individu itu
sendiri. Para psikolog di Indonesia masih menggunakan metode ini sebagai salah
satu alat bantu untuk membangun profil individu.
Psikolog klinis dapat menggunakan metode ini untuk
mencari gambaran kepribadian individu yang lebih mendalam hingga mencari
indikasi patologisnya. Baik itu patologis bersifat kepribadian atau gangguan
yang bersifat medis.
Dari dunia industry/perusahaan, tim rekrutmen masih
menggunakan metode ini sebagai salah satu alat untuk melihat potensi
individu/calon karyawan. Metode ini masih dirasa cukup dapat dipercaya namun
penggunaannya tidak mendalam seperti pada praktisi psikologi klinis.
- HOUSE-TREE-PERSON TEST
Tes House Tree Person Drawings (H-T-P) atau tes
Gambar Rumah Pohon Orang ini merupakan tes yang dikembangkan oleh John Buck. Ia
merasa bahwa kreativitas merepresentasikan karakteristik kepribadian yang
disalurkan melalui seni grafis. Buck percaya bahwa dengan gambar, subjek dapat
mengeluarkan kesulitan alam bawah sadar-nya melalui sketsa dari gambaran proses
primer.
- GRAFOLOGI
Grafologi berasal dari kata graphos yang berarti
coretan atau tulisan dan logos yang berarti ilmu. Jadi grafologi adalah ilmu
yang mampu menginterpretasikan karakter seseorang melalui tulisannya. Grafologi
ini sudah ada sejak zaman kuno.
Tujuan dari tes ini yaitu untuk mengetahui untuk mengungkapkan karakter dan
kepribadian seseorang melalui tulisannya. Dengan grafologi kita dapat
mengetahui motivasi diri, kestabilan emosi, keadaan mental, minat dan bakat,
kecenderungan intelektual bahkan kekuatan dan kelemahan diri.
- DRAGON
TEST
Tes yang dikembangkan oleh J.D Lammerts Van
Beuren-Smith, tes ini dieruntukkan untuk anak-anak.
Alat-alat:
•
Gambar dibuat
dengan menggunakan 5 warna primer, yaitu merah, hijau, kuning, biru, hitam
•
Untuk waktu
pengerjaan tes ini tidak dibatasi oleh waktu.
•
Alat yang
digunakkan:
- kertas putih ukuran A4
- satu set pensil warna (5 warna primer)
- daftar 5 objek gambar
Test Proyektif
Test Proyektif muncul karena adanya protes terhadap
teori atau aliran lama yang kebanyakan bersifat structuralism, behaviorism,
yang kebanyakan memandang individu bukan suatu whole tetapi sebagai suatu
kumpulan dari berbagai aspek
Aspek psikologis manusia yang tidak disadari sulit
diungkap dalam kondisi wajar (sukar diungkap melalui self report, inventory).
Jadi dalam pendekatan proyektif diperlukan instrument khusus yang dapat
mengungkap aspek-aspek ketidaksadaran manusia --- teknik proyektif ini
kemungkinan subjek mau merespon, walaupun teknik proyektif mempunyai arti
interpretatif Teknik ini pendekatannya menyeluruh (global approach).
- ROSRACH
Metode
proyektif yang paling dikenal dan digunakan secara luas dalam melihat
kepribadian seseorang adalah tes Rorschach. Dalam tes ini, klien diperlihatkan
sepuluh kartu dengan bentuk ambigu hasil dari cipratan tinta yang hampir
simetris. Lima kartu berwarna hitam, putih dan abu-abu yang berbayang,
sedangkan lima kartu lainnya memiliki warna. Kebanyakan ahli setuju bahwa tes Rorschach
ini merupakan teknik psikodiagnostik yang signifikan dan sensitif. Tes ini
mengevaluasi emosi-emosi yang dialami klien dalam hidupnya, tingkat intelektual
dan membantu menjelaskan komponen-komponen kepribadian seseorang. Ada tiga
kategori penting dalam memberikan skor pada tes ini, yaitu lokasi yang
menunjukkan pada bagian mana respon dilihat oleh klien dalam kartu, determinan
yang menunjukkan bagaimana respon tersebut dilihat, dan konten yang menunjukkan
apa yang dilihat klien dalam kartu.
Penyajian Test
Rorshach telah berhasil membuat satu seri kartu bercak
tinta yang terdiri dari sepuluh kartu dan sudah distandarisasi, kartu2 tersebut
dapat digunakan sebagai alat asesmen kepribadian seseorang. Bercak-bercak itu
sekarang telah dicetak diatas kertas tebal berwarna putih sebagai dasarnya,
kartu berukuran 24 ½ cm dan lebar 17 cm. 10 kartu tersebut dikelompokan menjadi
dua yaitu:
- kartu achromatic, kelompok kartu
ini hanya mempunyai warna hitam, putih dan abu-abu, yaitu kartu I, IV,V,VI dan
VII.
- kartu chromatic, kelompok kartu
kromatik mempunyai aneka warna lain, missal merah, biru, hijau dsb. Yaitu kartu
II, III,VIII, IX,dan X.
Tahap penyajian
• Pejelasan cara membuat bercak tinta, menanyakan apakah
testi sudah tahu tentang bercak tinta.
• Memberi tahukan pada testi bahwa nanti akan ditunjukan
10 kartu bercak tinta.
• Memberi tahukan bahwa tugas testi adalah mengatakan
apa yang dilihat pada kartu tesebut.
• Motivasi diberikan dengan mengatakan bahwa semua
jawaban adalah benar, tidak ada jawaban yang jorok, tabu/ memalukan, jawaban
setiap orang tidak sama, apapun dapat terlihat disitu.
• Memberitahukan bahwa jawaban testi akan dicatat dan
waktunya akan dihitung, tetapi testi tidak perlu merasa terganggu. Oleh karena
itu testi memberitahukan apabila testi telah memberikan jawaban pada setiap
kartu.
- TAT
Thematic Apperception Test atau yang disingkat menjadi
(TAT) adalah sebuah alat bantu untuk mengukur aspek kepribadian individu.
Dengan berbagai macam perhitungan, kita bisa mengetahui alat ukur yang
digunakan untuk menghitung, bahkan mampu menarik sebuah kesimpulan, dalam
menentukan kepribadian dan kognitif seseorang secara umum. Metode dengan
menggunakan kartu bergambar seukuran 4 X 6 inchi. Diberikan masing – masing,
pria dan wanita, 5 jenis kartu yang berbeda dan 1 kartu kosong.
TAT didasarkan pada teori kebutuhan Murray yang
melihat bahwa perilaku manusia didorong oleh motivasi internal dan eksternal,
sedangkan lingkungan dipandang sebagai press (tekanan) yang mempengaruhi
dorongan tersebut. Keduanya akan membentuk suatu interaksi antara kebutuhan dan
lingkungan yang disebut sebagai tema. Kesatuan tema merupakan kesatuan
interaksi itu yang terbentuk sejak jaman kanak-kanak tanpa disadari, dan ini
merupakan kunci dari suatu perilaku unik (khas) seseorang.
Prosedur
- Dalam tes ini, klien diminta membuat cerita dari
beberapa kartu bergambar yang disajikan satu persatu.
- Klien dapat menulis sendiri ceritanya atau
examiner yang menulis cerita klien.
- Tugas
klien adalah menceritakan apa yang sedang terjadi saat ini, sebelumnya
(situasi apa yang menimbulkan peristiwa saat ini), bagaimana pikiran dan
perasaan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita, dan bagaimana akhir dari
cerita yang dibuat klien.
Manfaat
1. TAT berguna dalam mempelajari secara keseluruhan
kepribadian seseorang, sehingga dapat menginterpretasi tingkah laku abnormal,
penyakit psikosomatis, neurose.
2. Manfaat khusus TAT. Sebagai pendahuluan interview
therapi dan merupakan langkah pertama dalam psikoanalisa.